17 June 2015

Dunia Baru Kami. Pendahuluan - Bagian 1.

Pengarang:
Yukkuri Oniisan

Pendahuluan
NEGRI TANPA NAMA(CHEMKLA) YANG MISTERIUS

Bagian 1: Celotehan Seorang Pak Tua.

Konon katanya di perbatasan Aliansi Tujuh Kerajaan: Zekrion dan Kekadipatenan Timur: Soipora bekas negeri bagian dari Kekaisaran Wangsa Rajul terdapat suatu negara yang diberi julukan: Negri Tanpa Nama: Chemkla. Negri ini dinamakan demikian karena sejak pertama kali negri ini ditemukan dan tercatat dalam Suratan Sejarah sekitar 500 tahun yang lalu, negri ini tidak pernah melakukan hubungan dengan dunia luar baik daam bidang politik, ekonomi atau militer. Oleh karena itu, nama sesungguhnya negri ini tidak diketahui, jadi orang menyebutnya saja sebagai Negri Tanpa Nama: Chemkla.
Daerah kekuasaan Negri Tanpa Nama: Chemkla tidaklah sebegitu luas. Bentuknya menyerupai lingkaran sempurna dengan jari-jari sekitar 12 Cladar[1] (pengukuran pasti mustahil untuk dilakukan). Di bagian luar dari lingkaran ini dikelilingi oleh tebing terjal dan tinggi yang puncaknya tertutup awan. Tebing ini menjadi penghalang alami bagi mereka yang ingin mencapai Negri Tanpa Nama: Chemkladengan berjalan kaki. Akan tetapi, mencoba memasuki melalui udara pun sangat tidak disarankan karena alasan yang jelas. Pengamatan yang cermat menggunakan bayangan untuk mengukur tinggi tebing menemukan bahwa tebing mempunyai tinggi sekitar 4 hingga 6 Cladar. Tidaklah mengherankan jika di puncak tebing, angin kencang bertiup tiada henti, sehingga wivern atau wirm kecil mustahil untuk terbang mendaki tebing ini. Tapi ini hanya bahaya terkecil untuk memasuki Negri Tanpa Nama: Chemkla.
Di keempat arah mata angin dari tebing ini terdapat celah sekitar 400 Stapa[2] lebarnya. Setiap celah ditutup oleh Tembok Mas setinggi 120 Stapa yang banyak dijuluki orang sebagai salah satu Keajaiban Dunia. Tembok ini dinamakan Tembok Mas karena tembok ini bersinar keemasan sewaktu matahari menyinari sisi tembok. Tembok ini sendiri terbuat dari batangan logam keemasan yang tidak diketahui pasti jenisnya, berukuran sebesar rumah dan sangat kera. Pada bagian bawah tembok terdapat ukiran yang menggambarkan bermacam-macam cerita. Cerita yang paling sering dijumpai menggambarkan adegan ratusan ksatria berzirah besi dengan bermacam-macam senjata berperang melawan monster raksasa seukuran bukit atau sosok-sosok manusia yang melayang di langit. Ukiran ini dianggap melambangkan Dewa atau Ilah dari suatu agama yang tidak dikenal.
Untuk mencapai dinding ini, pengelana perlu untuk menaiki tangga tinggi dari Pualam Putih dengan 99 anak tangga. Masing-masing anak tangga berukuran sama satu sama lain, lebar 1 Stapa dan tinggi 1 Hansa[3]. Tangga ini berakhir di sebuah alun-alun besar berlantai ubin pualam dengan sisi 100 Stapa panjangnya. Warna-warna dari setiap ubin pualam tersusun sedemikian rupa membentuk pola-pola geometri berulang yang menggugah pemikiran dan menyenangkan hati mereka yang melihatnya. Jika seseorang berpikir menaiki tangga itu menyusahkan diri, dia dapat berjalan di lereng yang dapat dikatakan sebagai jalan menanjak landai, walau jarak tempuhnya sedikit jauh. Jalan ini cukup luas bahkan 50 pengelana berkuda dapat berkendara berdempetan dan masih ada cukup ruang untuk memutar kuda mereka.
Di ujung alun-alun di tengah-tengah Tembok Mas terdapat suatu hal yang dapat dianggap sebagai sebuah Keajaiban terpisah. Sebuah gerbang berukuran raksasa yang terbuat dari ribuan batu mulia dari berbagai warna yang gilang-gemilang bagai pelangi melayang di laut keperakan. Gerbang Permata ini berukuran 80 Stapa baik tinggi mupun panjangnya. Batu mulia yang menghiasinya berukuran sebesar buah. Banyak orang yang terpukau oleh batu ini dan termakan ketamakan di dalam hati mereka mencoba mencongkel batu mulia ini dari pintu gerbang. Namun hingga hari ini belum pernah ada orang yang berhasil karena batu mulia ini bertatah di pintu gerbang menggunakan cara dan sihir yang tidak diketahui dan tidak dapat dipisahkan oleh tenaga apapun.s
Tidak ada yang tahu bagaimana bentuk dan rupa dari tanah dan kota di balik gerbang ini. Para pengendara pengintai wivern melaporkan bahwa Negri Tanpa Nama: Chemkla ditutupi kabut sepanjang tahun. Walaupun pandangan mereka terhalanfg kabut, para pengintai dapat melihat bayang samar-samar dari istana besar dan kota besar. Kabut hanya hilang sewaktu ada negara yang mencoba menyerbu Negri Tanpa Nama: Chemkla. Jadi, beberapa orang berpikir bahwa kabut ini adalah suatu langkah pertahanan untuk mencegah musuh memata-matai atau mengintai dari langit.
Dari tembok dan gerbang yang sangat memukau, orang-orang hanya dapat berandai-andai seberapa makmur Negri Tanpa Nama: Chemkla ini. Sungguh, hal ini adalah sebuah pertunjukkan keadikuasaan dan pameran harta kekayaan dan kedigdayaan yang hanya sedikit negara sanggup untuk menirunya tanpa membangkrutkan diri kantung kecil mereka sendiri. Tidaklah mengherankan banyak Panhlawan, Penakluk, Penguasa dan Pemersatu Bangsa mencoba mencelupkan tangan mereka terhadap kekayaan yang tampak tanpa batas ini dan mengabadikan nama mereka dengan tinta emas dalam sejarah; dan gagal secara tragis oleh keperkasaan dan keahlian dari para Penjaga  gerbang dan tembok.

Kutipan dari
Bab 15. Selayang Pandang Sisi Timur Benua Midzu
Negeri dan Rakyat; oleh Rohetodus dari Mireina; Ditulis: Tahun 649 Kaisar oleh Roh Suci.

☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽

Daftar Isi | Bab Berikutnya




[1] 1 Cladar sekitar 347,4 meter
[2] 1 Stapa sekitar 57,9 sentimeter
[3] 1 Hansa sekitar 9,65 sentimeter

No comments:

Post a Comment