Pengarang:
Yukkuri Oniisan
Pendahuluan
『NEGRI TANPA NAMA』 YANG MISTERIUS
Bagian 1: Celotehan Seorang Pak Tua.
Konon katanya di perbatasan Aliansi Tujuh Kerajaan: Zekrion dan Kekadipatenan
Timur: Soipora bekas negeri bagian dari Kekaisaran Wangsa Rajul
terdapat suatu negara yang diberi julukan: Negri Tanpa Nama: Chemkla. Negri
ini dinamakan demikian karena sejak pertama kali negri ini ditemukan dan tercatat
dalam Suratan Sejarah sekitar 500 tahun yang lalu, negri ini
tidak pernah melakukan hubungan dengan dunia luar baik daam bidang politik,
ekonomi atau militer. Oleh karena itu, nama sesungguhnya negri ini tidak diketahui,
jadi orang menyebutnya saja sebagai 『Negri Tanpa Nama: Chemkla』.
Daerah kekuasaan 『Negri Tanpa Nama: Chemkla』 tidaklah sebegitu luas. Bentuknya
menyerupai lingkaran sempurna dengan jari-jari sekitar 12 Cladar[1]
(pengukuran pasti mustahil untuk dilakukan). Di bagian luar dari lingkaran ini
dikelilingi oleh tebing terjal dan tinggi yang puncaknya tertutup awan. Tebing
ini menjadi penghalang alami bagi mereka yang ingin mencapai 『Negri Tanpa Nama: Chemkla』dengan berjalan kaki. Akan
tetapi, mencoba memasuki melalui udara pun sangat tidak disarankan karena
alasan yang jelas. Pengamatan yang cermat menggunakan bayangan untuk mengukur
tinggi tebing menemukan bahwa tebing mempunyai tinggi sekitar 4 hingga 6 Cladar.
Tidaklah mengherankan jika di puncak tebing, angin kencang bertiup tiada henti,
sehingga wivern atau wirm kecil mustahil untuk terbang mendaki tebing ini. Tapi
ini hanya bahaya terkecil untuk memasuki 『Negri Tanpa Nama: Chemkla』.
Di keempat arah mata angin dari tebing ini terdapat celah sekitar 400 Stapa[2]
lebarnya. Setiap celah ditutup oleh 『Tembok Mas』 setinggi 120 Stapa yang banyak dijuluki orang sebagai salah satu Keajaiban
Dunia. Tembok ini dinamakan 『Tembok Mas』 karena tembok ini bersinar keemasan sewaktu matahari menyinari sisi
tembok. Tembok ini sendiri terbuat dari batangan logam keemasan yang tidak
diketahui pasti jenisnya, berukuran sebesar rumah dan sangat kera. Pada bagian
bawah tembok terdapat ukiran yang menggambarkan bermacam-macam cerita. Cerita
yang paling sering dijumpai menggambarkan adegan ratusan ksatria berzirah besi
dengan bermacam-macam senjata berperang melawan monster raksasa seukuran bukit
atau sosok-sosok manusia yang melayang di langit. Ukiran ini dianggap
melambangkan Dewa atau Ilah dari suatu agama yang tidak dikenal.
Untuk mencapai dinding ini, pengelana perlu untuk menaiki tangga tinggi dari
Pualam Putih dengan 99 anak tangga. Masing-masing anak tangga berukuran sama
satu sama lain, lebar 1 Stapa dan tinggi 1 Hansa[3].
Tangga ini berakhir di sebuah alun-alun besar berlantai ubin pualam dengan sisi
100 Stapa panjangnya. Warna-warna dari setiap ubin pualam tersusun sedemikian
rupa membentuk pola-pola geometri berulang yang menggugah pemikiran dan menyenangkan
hati mereka yang melihatnya. Jika seseorang berpikir menaiki tangga itu menyusahkan
diri, dia dapat berjalan di lereng yang dapat dikatakan sebagai jalan menanjak
landai, walau jarak tempuhnya sedikit jauh. Jalan ini cukup luas bahkan 50
pengelana berkuda dapat berkendara berdempetan dan masih ada cukup ruang untuk
memutar kuda mereka.
Di ujung alun-alun di tengah-tengah 『Tembok Mas』 terdapat suatu hal yang dapat dianggap sebagai sebuah 『Keajaiban』 terpisah. Sebuah gerbang
berukuran raksasa yang terbuat dari ribuan batu mulia dari berbagai warna yang
gilang-gemilang bagai pelangi melayang di laut keperakan. 『Gerbang Permata』 ini berukuran 80 Stapa baik tinggi mupun panjangnya. Batu mulia yang
menghiasinya berukuran sebesar buah. Banyak orang yang terpukau oleh batu ini
dan termakan ketamakan di dalam hati mereka mencoba mencongkel batu mulia ini
dari pintu gerbang. Namun hingga hari ini belum pernah ada orang yang berhasil karena
batu mulia ini bertatah di pintu gerbang menggunakan cara dan sihir yang tidak
diketahui dan tidak dapat dipisahkan oleh tenaga apapun.s
Tidak ada yang tahu bagaimana bentuk dan rupa dari tanah dan kota di balik
gerbang ini. Para pengendara pengintai wivern melaporkan bahwa 『Negri Tanpa Nama: Chemkla』 ditutupi kabut sepanjang
tahun. Walaupun pandangan mereka terhalanfg kabut, para pengintai dapat melihat
bayang samar-samar dari istana besar dan kota besar. Kabut hanya hilang sewaktu
ada negara yang mencoba menyerbu 『Negri Tanpa Nama: Chemkla』. Jadi, beberapa orang berpikir bahwa kabut ini adalah suatu langkah
pertahanan untuk mencegah musuh memata-matai atau mengintai dari langit.
Dari tembok dan gerbang yang sangat memukau, orang-orang hanya dapat
berandai-andai seberapa makmur 『Negri Tanpa Nama: Chemkla』 ini. Sungguh, hal ini adalah sebuah pertunjukkan keadikuasaan dan pameran harta
kekayaan dan kedigdayaan yang hanya sedikit negara sanggup untuk menirunya
tanpa membangkrutkan diri kantung kecil mereka sendiri. Tidaklah mengherankan
banyak Panhlawan, Penakluk, Penguasa dan Pemersatu Bangsa mencoba mencelupkan
tangan mereka terhadap kekayaan yang tampak tanpa batas ini dan mengabadikan
nama mereka dengan tinta emas dalam sejarah; dan gagal secara tragis oleh keperkasaan
dan keahlian dari para 『Penjaga』 gerbang dan tembok.
Kutipan dari
Bab 15. Selayang Pandang Sisi Timur Benua Midzu
Negeri dan Rakyat; oleh Rohetodus dari Mireina; Ditulis: Tahun 649 Kaisar
oleh Roh Suci.
☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽☾☽
Daftar Isi | Bab Berikutnya
No comments:
Post a Comment